Muchamad Eka Djuniar Arifien (Adem) Muchamad Eka Djuniar Arifien (Adem) Author
Title: Siswa Menulis: Jangan Takut Keadilan itu Nyata
Author: Muchamad Eka Djuniar Arifien (Adem)
Rating 5 of 5 Des:
Jangan Takut! Keadilan Itu Nyata. oleh Salma Aulia Salsabila Pernah ga sih mikir "Buat apa sih kita belajar fisika, matematika, k...

Jangan Takut! Keadilan Itu Nyata.

oleh Salma Aulia Salsabila


Pernah ga sih mikir "Buat apa sih kita belajar fisika, matematika, kimia, biologi, dan pelajaran sekolah lainnya? Toh nanti di akhirat ga akan ditanya gaya gravitasi, logaritma, bakteri, reduksi oksidasi kan?" Aku rasa semua pelajar pasti pernah mikir kayak gitu, ya kan? Termasuk aku :D kapan kita berpikiran seperti itu? Jawabannya mutlak "ketika kita capek" atau "ketika kita 'hampir' putus asa menghadapi sulitnya pelajaran-pelajaran di sekolah". Aku rasa itu wajar, dan memang begitu adanya. Tapiiiiiii, buang deh pikiran-pikiran kayak gitu. Firman Allah:

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)

Dan ingat suatu hadits:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)

Jelas kan?:)
Jadiiiii, buang jauh-jauh pikiran yang membuat kamu "malas" dan menganggap bahwa ilmu itu "gak penting". Tapi tapi tapi tapiiii, jangan sampai ilmu dunia terus yang dikejar dan sampai terlena akan ilmu dunia. Ilmu akhirat itu wajib juga bahkan lebih wajib. Coba deh terapkan prinsip "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya. Tapi, beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati esok".Bukan berarti aku ngerasa kalo aku udah bisa menerapkan prinsip itu dengan sempurna. Kita kan harus saling mengingatkan akan kebaikan. Intinya kita sama-sama belajar dan saling mengingatkan gitu :).

Oiya, kalo punya ilmu jangan pelit :p hihi. Tetap berbagi, berbagi, dan berbagi. Tapiii, bukan berbagi jawaban ketika ulangan atau berbagi bocoran soal ulangan yaaaa ups hehe.
Maksudnya berbagi di sini itu yaa berbagi ilmu sama teman-teman yang memang mereka membutuhkan bantuan kita. Yaa kalau ada teman kurang paham tentang materi yang disampaikan guru sedangkan kamu paham terlebih dahulu, bisa kan berbagi dengan temanmu itu. Bersyukurlah. "Barang siapa yang bersyukur, maka Allah akan menambah nikmatnya" dan juga jangan pernah merasa rugi karena berbagi! Itu gak rugi sama sekali! Enggak (titik) coba aja sendiri. Bahkan itu membuat kita menjadi semakin paham dan ingat akan materi tersebut. Telah kubuktikan sendiri (Telah teruji secara klinis hihi). Alhamdulillah dengan kemampuanku yang seadanya ini aku tetap bisa berbagi dengan teman-teman di sekitarku. Yaaa belajar barenglah lebih tepatnya, karena aku juga sadar kalau masih banyak kekurangan dalam diriku. Berbagi ilmu itu bisa menjadi suatu amal jariyah bagi kita, ya kan? yaitu ilmu yang bermanfaat. Jadi? Jelas kan kalau berbagi itu sama sekali ga rugi?:D

Ada suatu kisah tentang seorang pemuda yang memiliki suatu keahlian dalam mengoperasikan komputer, pemuda ini memiliki kemampuan tersebut namun dirinya belum memiliki pekerjaan.Namun, pemuda ini memiliki sifat dan perilaku yang baik, rendah hati, senang berbagi dengan sesama, apalagi berbagi tentang ilmu yang dimilikinya. Banyak orang yang berdatangan kepadanya dan meminta bantuannya akan hal pengoperasian komputer. Dengan senang hati dan dengan penuh keikhlasan, pemuda tersebut membantu orang-orang yang datang kepadanya.

Pada suatu hari, pemuda tersebut mendaftarkan dirinya untuk bekerja di suatu perusahaan dalam bidang pengoperasian komputer. Ketatnya persaingan dalam dunia kerja tidak membuatnya 'takut' atau 'minder' karena dia percaya akan kemampuan yang dia miliki. Ketika itu dia melihat deretan nama pendaftar yang sama-sama mendaftar di perusahaan itu. Dia melihat nama-nama orang yang pernah dia bantu, namun pemuda itu sama sekali tidak takut untuk bersaing dengan mereka karena ia tahu kemampuan mereka tidak sepenuhnya dalam bidang komputerisasi. Sayangnya, perusahaan tersebut tidak melihat kemampuan pendaftar secara detail. Perusahaan tersebut hanya melihat "angka" (IPK) tanpa mengetahui "proses".

Pemuda tersebut merasa terkhianati, dan merasa tidak suka dengan kebijakan perusahaan tersebut. Namun dia pantang menyerah. Pemuda itu berdo'a, berdo'a, dan terus berdo'a. Pemuda itu percaya bahwa Allah Maha Adil.

Beberapa hari kemudian, diumumkanlah para pendaftar yang diterima di perusahaan tersebut. Pemuda itu diterima di perusahaan tersebut di urutan terakhir, dan dia melihat nama-nama orang yang pernah ia bantu berada di posisi atas. Pemuda itu tidak merasa dirugikan, bahkan ia tetap bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Pemuda tersebut "tidak akan pernah takut" untuk bersaing dengan para karyawan yang telah diterima di perusahaan itu karena ia sangat percaya akan kemampuannya dan prinsip bahwa "Allah Maha Adil".

Hari demi hari dilalui pemuda tersebut sebagai karyawan di perusahaan itu, dan pemuda itu sangat menikmati pekerjaannya karena ia tahu kemampuannya memang itu. Lain halnya dengan karyawan lain yang hanya memikirkan "gengsi" akan suatu pekerjaan.

Pimpinan perusahaan itu melihat dan mengamati pekerjaan karyawan-karyawannya. Pimpinan perusahaan itu melihat seorang karyawan yang sangat berpotensi dalam pekerjaannya, yaitu si pemuda tadi. Diangkatlah jabatan pemuda itu oleh pimpinan perusahaan. Dan sekarang, jabatan pemuda tersebut berada jaauuhh di atas karyawan lainnya:)

Allah itu Maha Adil. Ingat!

About Author

Advertisement

Posting Komentar

 
Top